Friday, April 22, 2016

Cerbung : Putri Air Vs pangeran Api #8



Tinggal sisa 2 hari 14 Jam lagi sebelum hari jadi Andita yang ke 24 tahun. huft, waktu benar-benar berlalu dengan sangat cepat. Andita benar-benar dibuat kewalahan dengan semua pemikirannya sendiri tentang jalan hidupnya selama ini. apa ia sudah benar atau justru malah semakin jauh dari tujuannya?


Andita selalu kesal ketika Gian berkata bahwa ia tidak punya visi misi di hidupnya, Andita tidak suka sikap Gian yang mengalir begitu saja tanpa pernah berpikir tentang masa depan. menurutnya itu tindakan bodoh. Andita selalu merasa bahwa setiap orang harus tahu kemana ia akan membawa hidupnya. 

Setidaknya ia tahu apa yang harus ia capai, agar tak tersesat di lingkaran penyesalan nantinya.  Andita memang berwatak keras, apalagi terhadap dirinya sendiri. sedari kecil Andita selalu berpikir bahwa hidup itu tidak mudah, dunia kejam dan orang-orang berhati tulus adalah sebuah hal langka. jadi jika kita tidak berhati-hati, maka siap-siap saja hidup dengan banyak penyesalan. 

Bukan ingin menuntut Gian untuk berubah seperti kehendaknya, Andita hanya ingin agar Gian lebih peduli dengan hidupnya sendiri. ia tak mau melihat laki-laki itu merasa terpuruk dan menyesal dengan hidupnya. bukankah mencintai seseorang berarti ingin menjaga dan tak bisa membiarkan mereka terluka?  

Sebenarnya Andita tidak terlalu yakin bahwa Gian akan ingat hari ulang tahunnya, ia tahu betul bahwa orang itu tidak terlalu perhatian dengan hal-hal semacam itu. Gian sendiri yang mengatakannya. jadi Andita tak terlalu berharap. tapi namanya perempuan, pasti tetap ingin diperhatikan apalagi oleh orang yang disukainya.

Jadi selama dua hari terakhir Andita terus saja coba mengingatkan Gian tentang hari ulang tahunnya dengan candaan sambil berharap orang itu sadar. harapan kecil yang mungkin saja terkabul. bukan soal hadiah atau traktiran, Andita hanya ingin Gian memperhatikannya dengan cara yang berbeda daripada yang biasa ia lakukan.

Kebetulan hari ulang tahun Andita adalah hari dimana ia ada tugas kerja di tempat Gian, biar tak jadi yang pertama mengucapkan selamat ulang tahun dan tentu saja pasti bukan yang pertama setidaknya bisa melihat Gian hari itu jadi kado tersendiri buat Andita, apalagi kalau sampai laki-laki itu bisa ingat bahwa hari itu hari ulang tahunnya. 

tanggal 22 Februari, yang pertama mengucapkan selamat ulang tahun adalah adik perempuan Andita, memang ada untungnya punya adik yang tidak terlalu jauh umurnya, Andita jadi tidak terlalu kesepian ketika satu persatu temannya sudah mulai sulit untuk di ajak bertemu. adiknya pula yang kini lebih setia mendengar setiap curahan hati Andita ketika ia ingin bercerita.

Andita pergi mengunakan kereta pagi. Gian jadi tampak lebih berisi, potongan rambutnya pun berbeda dari terakhir kali Andita bertemu dengannya. pria itu tampak asik mengobrol dengan seorang pegawai di dalam sebuah ruang istirahat. Andita menyapa Gian, sapaan biasa. 

Gian tersenyum dan balas menyapanya. hanya itu. selebihnya semua berjalan seperti biasa. Gian sibuk dengan urusannya begitupun Andita. memang sesekali Gian datang ke tempat Andita, mengobrol singkat yang tak lebih dari lima belas menit, itupun hanya berputar di masalah kerjaan. 

Mungkin Gian hanya belum menemukan waktu yang tepat untuk memberinya ucapan selamat, mungkin nanti ketika jam kerja usai. Andita masih berharap sambil sesekali memperhatikan Gian yang tampak sibuk dengan urusannya. Tapi sampai senja menyapa, tak ada apapun. rupanya orang itu memang tak ada niat untuk mengingatnya. 

Sedih? tentu saja. 


Cerita sebelumnya ....                                                                                            Bersambung....










No comments: