Monday, April 11, 2016

Cerbung : Putri Air vs Pangeran Api #7



Jarak dan waktu menjadi hal yang mahal untuk Andita. ia tak bisa sering-sering bertemu dengan Gian. satu-satunya yang bisa Andita andalkan untuk tetap terhubung dengan Gian hanya pesan singkat mereka. tapi itupun tak setiap hari terjadi, Andita sering tak punya bahasan dan Gian juga tidak terlalu aktif menghubunginya, malah kalau dihitung-hitung Anditalah yang paling sering menghubungi Gian lebih dulu.

Rasa sepi kembali menyusup, Andita tak tahu apa yang harus ia lakukan. perasaannya pada Gian masih menggantung tak terkendali. dibilang rindu, Andita tak terlalu rindu, tapi dibilang tidak rindupun nyatanya Andita selalu memikirkan Gian. 


Memang sedikit banyak Gian sudah merubah hidup Andita. entah kenapa ucapan Gian banyak mempengaruhi cara pandangnya sekarang, kritikan Gian seperti sebuah tantangan untuknya menjadi pribadi yang lebih baik. Andita tak mau kalah, ia tak mau membenarkan semua pandangan Gian tentang sifat buruknya.

Kini Andita jadi tidak terlalu larut dengan prasangka buruknya, ia lebih bisa menerima dirinya, teman-temannya dan keadaan keluarganya. Andita jadi lebih positif, ia mulai bisa membuka diri pada orang lain, menjadi pribadi yang ramah dan tak selalu memikirkan diri sendiri, Andita juga mulai mencari kegiatan untuk menyibukkan dirinya. 

Dari potongan-potongan cerita Gian, perlahan Andita mulai mengenal sosok wanita si pemilik blog. namanya Nurmala. ia adalah sahabat karib Gian, keduanya saling mengenal sejak jaman kuliah dulu. berbeda dengan Gian yang dulunya pendiam sama seperti Andita, Nurmala adalah seorang yang bersahaja. Nurmala juga yang lebih dulu aktif menyapa Gian. 

Entah disengaja atau tidak, Nurmala sering meminta Gian untuk mengantarkannya pulang jika masa kuliah usai, bahkan Nurmala rela menunggu Gian untuk bisa pulang bersama padahal saat itu baik Gian maupun Nurmala sama-sama sudah memiliki pacar. dari situ, Gian dan Nurmala menjadi semakin dekat. keduanya menyatakan diri sebagai sahabat. Gian sangat peduli pada Nurmala begitupun sebaliknya. kepedulian yang tentu saja membuat hati Andita meradang karena rasa cemburu.

Tapi Andita tidak bisa berkata banyak, ia tak punya hak untuk merasa cemburu. ia tak punya tempat di hidup Gian sama seperti Nurmala. bahkan ia tak tahu seperti apa tempatnya di mata Gian. Sikap Gian terlalu sulit untuk ia terjemahkan.  

Satu sisi Andita mulai bisa menempatkan dirinya di masyarakat, tapi di sisi lain Andita jadi terlalu larut dengan perasaannya terhadap Gian. Hampir semua isi diary-nya sekarang banyak membicarakan tentang Gian. perasaannya benar-benar limpung. Andita terus saja dilema. 

Antara yakin dan tak yakin dengan perasaaanya sendiri. Andita terus bertanya pada dirinya, pandangannya tentang Gian, alasan-alasannya kenapa ia harus menyukai atau membenci orang itu, sifat, cara pandang, ketaatan, bahkan status sosial menjadi hal-hal yang terus Andita timbang-timbang. ia terus mengukur perasaannya, adakah semua ini hanya perasaan sesaat atau sesuatu yang memang tak bisa ia jelaskan? Andita tak mau gegabah menghadapi Gian. 

Teringat dengan blog Nurmala yang begitu jujur dan penuh keyakinan. Andita jadi terpacut untuk menulis lagi. tadinya ia ingin menulis cerita fiksi yang diadaptasi dari persahabatan Nurmala dan Gian. tapi entah kenapa, tiba-tiba ia malah membelot dan justru lebih banyak menulis cerita tentang dirinya sendiri. seperti sebuah diary kecil, ceritanya berisi rangkuman hal-hal yang menurutnya sangat berharga dan tak bisa ia lupakan, juga tentang orang-orang yang begitu berarti di hidupnya. dan tentu saja Gian termasuk dalam ceritanya. 

Butuh satu bulan penuh untuk menyelesaikan ceritanya itu. bab tentang Gian yang paling tak jujur diantara semua bab yang ia buat. Andita berusaha untuk tidak terlalu melibatkan perasaannya ketika ia menulis tentang pria itu, ia tak mau terkesan berlebih-lebihan memujinya. ia ingin lebih objektif menilai Gian. Ketika ceritanya selesai, Andita mengirimkan alamat blognya pada orang-orang yang ia cantumkan dalam cerita itu termasuk Gian.

 Laki-laki itu mengirimnya pesan selepas subuh. menanyakan kabar Andita untuk pertama kalinya lagi. biar singkat tapi Andita bisa merasakan kehangatan dalam pesannya itu. 

Cerita sebelumnya..                                                                .Bersambung...













No comments: