Friday, April 1, 2016

Cerbung : Putri Air vs Pangeran Api #4



Hari yang dinanti tapi juga ditakuti Andita akhirnya tiba, karena terlalu asik mengobrol bersama Gian, ia  jadi tak bisa tidur. rasa kantuknya hilang, pukul tiga pagi dan ia masih tersenyum-senyum sendiri mengenang percakapan mereka malam itu.

Andita ingin mengenal Gian lebih banyak, tapi karena tak berani menanyakan langsung alamat medsos Gian, Andita jadi sibuk mencarinya sendiri. hasilnya nihil, tak ada satupun username yang ia cari menunjuk pada akun medsos milik Gian. di jaman seperti sekarang rasanya agak janggal ketika seseorang tidak mempunyai akun medsos sama sekali. 

Awalnya sih hanya iseng, tapi Andita yang penasaran mulai mencari nama Gian di Google. hasilnya benar-benar tak bisa diduga, nama Gian langsung muncul di halaman pertama, ketika dibuka rupanya itu adalah sebuah blog dari seorang wanita. seorang wanita yang menamakan dirinya sahabat. wanita itu memajang foto-fotonya bersama Gian, foto mereka berdua. kata-katanya terlalu jujur dan indah untuk hanya dianggap angin lalu. 

Andita dibuat tertegun ketika membaca setiap kata pada tulisan wanita itu. ada rasa kagum, tapi tentu saja prasangka buruk lebih kentara memenuhi hatinya. siapa wanita ini? ia bukan orang biasa di hidup Gian? sahabat? tentu persahabatan diantara laki-laki dan perempuan itu mustahil terjadi di jaman seperti sekarang. tentu ada perasaan lain. tapi siapa? siapa diantara keduanya yang punya perasaan itu?

Andita gamang, ia jadi tak terlalu bersemangat tentang hari esok, tentang hadiahnya, juga tentang perasaannya. niatnya yang mengebu-gebu, habis ditelan prasangkanya sendiri. malam itu, untuk pertama kalinya Andita menuliskan nama Gian dalam Diary nya. 

Pagi menyapa, Andita bangun terlalu siang dari jadwal yang ia buat. alhasil ia tak sempat sarapan pagi di rumah. dengan di bonceng ayahnya yang mengendarai motor bebek Andita pergi ke stasiun kereta. kabut masih kentara, pipinya terasa dingin tersapu udara yang menerpa wajah polosnya. pandangannya kabur, ia tak tahu apa yang hatinya inginkan saat itu.

Sambil menunggu kedatangan Gian Andita pergi menuju toserba untuk membeli dua botol air mineral, sepotong roti dan sebuah cokelat bar. Gian datang sangat terlambat, rupanya setelah obrolan mereka malam tadi Gian juga tak langsung tidur. entah apa yang membuat pria itu terjaga lebih lama.

Dengan waktu terbatas keduanya segera pergi menuju kereta yang akan membawa mereka ketempat tujuan. Andita tetap tak bisa mengimbangi langkah Gian, ia harus sedikit berlari agar tak ketinggalan. keduanya duduk di bangku bisnis seperti biasa.

Andita menawari Gian roti dan air mineral yang tadi dibelinya. sambil berusaha tampak biasa Andita mulai mengajak Gian mengobrol. laki-laki itu tampak antusias menanggapi obrolan Andita, ia masih bersemangat seperti obrolan tadi malam. tapi dasar Andita yang tak bisa menyembunyikan perasaannya ia malah menanggapi setengah hati obrolan Gian. bayangan foto-foto Gian bersama seorang wanita yang dilihatnya pada sebuah blog terus memenuhi pikiran Andita.

Ia lebih banyak diam, dan sibuk melipat kertas warna warni yang ia bentuk menjadi origami bintang. Gian tampak tertarik dengan origami bintang yang terus saja dibuat Andita, ia ingin melihatnya lebih dekat tetapi selalu ditepis Andita. perjalanan mereka tidak terlalu menyenangkan seperti sebelumnya.

Gian lebih banyak memainkan handphonennya dan menanggapi ucapan selamat yang diberikan teman-temannya sementara Andita sibuk melipat kertas ditangannya. semua diluar bayangan Andita, harapannya tentang perjalanan terakhir mereka yang menyenangkan hancur begitu saja. bahkan ketika keduanya hampir tiba di stasiun tujuan, Andita masih menimbang-nimbang tentang ucapan selamat yang akan ia berikan.

Baru beberapa menit setelah keduanya akan sampai di stasiun Andita mulai memberikan sebuah bintang bertulisan "Happy Brithday" pada Gian, tentu saja Gian seperti tak menduga. ia terus bertanya bagaimana Andita membuat ucapan selamatnya itu, padahal sepanjang perjalanan Andita tak terlihat menuliskan apa-apa. Gian tersenyum dan berterima kasih. hanya itu saja. tapi itu sudah lebih dari cukup untuk Andita.

Cerita sebelumnya..                                                                                   Bersambung...





No comments: