Bismillahirahmanirahim
Dari Nu’aim bin Hammar Radhiallahu ‘Anhu, Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
Allah Azza wa Jalla berfirman :”Wahai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu
malas mengerjakan empat rakaat pada awal siang (Shalat Dhuha), nanti akan Aku
cukupi kebutuhanmu pada akhirnya (sore hari).” (HR. Abu Daud No. 1289)
sesuai Hadist diatas, kali ini kita kan bahas perkara Shalat Dhuha..
dari mulai pengertian, keutamaan sampai
dengan tata cara pelaksanaannya..
Jom kita belajar sama-sama, jangan
lupa praktekkan di keseharian kita juga ya.. ^_^
Pengertian Shalat Dhuha
Dhuha secara
etimologi adalah waktu terbitnya matahari, kemudian shalat yang
dilakukan pada waktu tersebut disandarkan (diidhafatkan) terhadap waktunya
dengan makna; di dalam. Jadi Shalat
Dhuha adalah shalat yang dikerjakan pada waktu dhuha, yakni ketika matahari
sepenggalahan naik hingga matahari mulai tergelincir ke barat. Kalau diukur
dengan satuan jam di Indonesia kira-kira mulai pukul 07.30 sampai pukul 11.30. menurut
Ibn al-Atsir waktu Shalat Dhuha adalah
ketika matahari agak tinggi dan panasnya mulai menyengat, beliau bahkan berpendapat bahwa Shalat dhuha
di akhir waktu adalah lebih baik.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :”shalat dhuha itu (shalatul
awwabin) shalat orang yang kembali kepada Allah, setelah orang-orang mulai lupa
dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak unta bangun karena mulai panas
tempat berbaringnya.” (HR Muslim)
Istilah lain dari Shalat Dhuha
adalah Shalat Isyraq. Menurut Syaikh
Utsaimin Shalat Israq itu sendiri
merupakan bagian dari shalat dhuha karena
shalat tersebut dikerjakan pada
waktu matahari meninggi satu tombak atau sekitar lima belas menit setelah
terbit di ufuk timur. Sementara hukum melaksanakan shalat dhuha ialah sunnah.
Dari Aisyah Radhiallahu ‘Anhu berkata, “jika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meninggalkan suatu amalan yang beliau
suka mengamalkannya, hal itu karena beliau khawatir orang-orang akan
menganggapnya sesuatu yang diwajibkan. Dan tidak sekalipun Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melaksanakan
shalat sunnah dhuha, kecuali aku pun melakukannya.” (HR Bukhari)
Dalam Hadist lain menyebutkan :
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu berkata “kekasihku
(Rasulullah saw) berwasiat kepadaku dengan tiga perkara yang tidak akan aku
tinggalkan sampai aku mati; puasa tiga hari pada setiap bulan (ayyam al-bidh’),
shalat dhuha, dan shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari)
Pernyataan Abu Hurairah ini
merupakan petunjuk tentang seberapa penting ketiga amalan tersebut, betapa
tinggi nilainya dalam pandangan Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam, sehingga seorang Abu Hurairah pun merasa tergugah untuk
tidak meninggalkannya sampai akhir hayatnya. Gambaran tentang kedudukan istimewa shalat
dhuha ini seharusnya sudah cukup membuat kita tersadar bahwa pernyataan
tersebut merupakan panggilan dan anjuran bagi kita untuk mencintai dan mulai
mengamalkan shalat dhuha di keseharian kita. Karena Rasulullah dan para
sahabatnya merupakan teladan bagi kita sebagai umat muslim yang meyakini akan
kebenaran risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
mengenai jumlah minimal raka’at
shalat ini adalah dua raka’at,
sedangkan jumlah maksimal raka’atnya para ulama ada yang bersilang pendapat. Dalam
hal ini setidaknya ada tiga pendapat mengenai jumlah maksimal raka’at shalat
dhuha.
Pendapat pertama jumlah raka’at maksimal adalah depalan raka’at. Pendapat ini
dipilih oleh Madzhab Maliki, Syafi’i dan Hambali. Dalil yang digunakan adalah
hadis Umi Hani Radhiallahu ‘Anhu bahwasanya
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
memasuki rumahnya ketika Fathu Mekah
dan Beliau shalat depalan raka’at. (HR. Bukhari Muslim)
Pendapat kedua jumlah raka’at maksimal adalah dua belas raka’at. Ini merupakan
pendapat Madzhab Hanafi salah satu riwayat dari Imam Ahmad dan pendapat lemah
dalam Madzhab Syafi’i pendapat ini berdalil dengan hadist Anas Radhiallahu ‘Anhu
“Barangsiapa yang shalat 12 raka’at
Allah akan buatkan baginya satu istana di surga”
Namun hadis ini termasuk hadist
dhaif. Hadist ini diriwayatkan oleh Tirmidzi Ibn Majah dan Al-Mundzir dalam Targhib Tarhib. Tirmidzi mengatakan
bahwa Hadist ini gharib (asing), tidak kami ketahui kecuali dari jalur ini.” Al-Hafidz
Ibn Hajar Al-asqalan dan Syaikh Al-Albani adalah termasuk para ahli hadist yang
mendhaifkan hadist tersebut.
Pendapat ketiga tidak ada batasan maksimal untuk
shalat dhuha. Pendapat ini dikuatkan oleh As-Suyuthi dalam Al-Hawi. Dalam kumpulan fatwanya tersebut, Suyuthi mengatakan
“tidak terdapat hadis yang membatasi raka’at shalat dhuha, sedangkan pendapat
sebagian ulama bahwasanya jumlah maksimal 12 raka’at adalah pendapat yang tidak
memiliki sandaran sebagaimana yang diisyaratkan oleh Hafidz Al-‘Iraqi dalam Syarh Sunan Tirmidzi “saya tidak
mengetahui seorangpun sahabat maupun tabi’in yang membatasi shalat dhuha dengan
12 raka’at, demikian pula saya tidak mengetahui seorangpun ulama madzhab kami
(Syafi’iyah) yang membatasi jumlah raka’at dhuha yang ada hanyalah pendapat
yang disebutkan oleh Ar-Ruyani dan diikuti oleh Ar-Rafi’i dan ulama yang
menukil perkataannya.” Imam Al-Baaji Al-Maliky dalam Syarh Al Muwattha’ Imam
Malik mengatakan bahwa “shalat dhuha bukanlah termasuk shalat yang yang
raka’atnya dibatasi dengan bilangan tertentu yang tidak boleh ditambahi atau
dikurangi namun shalat dhuha termasuk shalat sunnah yang boleh dikerjakan
semampunya.”
Keutamaan Shalat Dhuha
Ada banyak keutamaan yang bisa kita peroleh
dari shalat dhuha, enam diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sedekah bagi seluruh persendian tubuh
Dari Abu Dzar Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : “hendaklah diantara kalian
bersedekah untuk setiap ruas tulang badannya. Maka setiap bacaan tasbih adalah
sedekah, setiap bacaan tahmid adalah sedekah, setiap bacaan takbir adalah
sedekah, beramar ma’ruf adalah sedekah, dan mencegah kemungkaran adalah
sedekah, dan itu semua sudah tercukupi dengan dua raka’at shalat dhuha.” (HR.
Muslim)
2. Ghanimah yang besar
Dari Abdullah bin Amr bin Ash Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata : “maukah kalian aku tunjukan
kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling
banyak ghanimah (keuntungan)nya dan cepat kembalinya? Mereka menjawab :”ya!”
lalu Rasul saw berkata lagi : “barangsiapa yang berwudhu kemudian masuk ke
dalam masjid untuk melakukan shalat dhuha, dialah yang paling dekat tujuannya
(tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya.”
(Shahih al-Targhib:666)
3. Akan dibangunkan sebuah rumah di
surga bagi yang siapa yang rajin mengerjakan shalat dhuha.
4. Akan memperoleh ganjaran dicukupkan rezekinya di sore hari.
Dari Nu’aim bin Hammar Radhiallahu ‘Anhu, Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
Allah Azza wa Jalla berfirman :”Wahai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu
malas mengerjakan empat rakaat pada awal siang (Shalat Dhuha), nanti akan Aku
cukupi kebutuhanmu pada akhirnya (sore hari).” (HR. Abu Daud No. 1289)
5. Semakin dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta a’la.
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, Bahwa Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda : “tidaklah yang menjaga shalat dhuha melainkan
orang yang awwab, “Dia bersabda” itulah shalat Awwabin.” (HR. Al Hakim, Ibnu
Khuzaimah dan Ath Thabarani)
6. Memperoleh pahala seperti pahala orang yang melaksanakan
ibadah Umrah
dari Abu Umamah Radhiallahu ‘Anhu, Bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda :”barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk
melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan
haji. Barangsiapa yang keluar untuk melaksanakan shalat dhuha, maka pahalanya
seperti orang yang melaksanakan umrah.” (shahih al-Targhib:673)
Tata Cara Shalat Dhuha
Shalat sunnah dhuha biasanya
dilakukan dalam dua raka’at sekali salam, jadi jika hendak melaksanakan shalat
dhuha sebanyak empat raka’at maka dibagi menjadi masing-masing dua
raka’at. Seperti yang kita tahu baik
dalam melaksanakan ibadah sunnah maupun wajib haruslah disertai dengan niat terlebih dahulu. Berikut adalah
bacaan niat shalat dhuha.
Ushallii sunnatadh-dhuhaa rak’ataini lillahi
ta’aalaa.
Artinya : “aku niat shalat sunat
dhuha dua raka’at karena Allah ta’aalaa.”
begitu selesai membaca do’a iftitah,
lebih dianjurkan untuk membaca surah As-Syam setelah Al-fatihah pada raka’at
pertama dan surah Ad-Dhuha pada raka’at kedua . Dilanjutkan dengan ruku, I’tidal,
sujud dan gerakan seperti pada shalat wajib.
(QS. As-Syam 1-15)
(QS. Ad-Dhuha 1-11)
Setelah selesai melaksanakan shalat
Dhuha ada baiknya kita sambung dengan membaca kalimah Dzikir. karena Allah
sangat menyukai ucapan dzikir yang keluar dari bibir hamba-hamba-Nya, dimulai
dengan membaca istigfar sebanyak 33x, kemudian tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir sebanyak
33x. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam apabila begitu selesai shalat dhuha juga membaca :
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَ تُبْ عَلَيَّ إِ نَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُوْرَ
Robbigh firly watub “alayya innaka antat-tawwabul Ghofur.
Artinya : “ Ya Robbi, ampunilah aku
dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat dan ampuan.” Sebanyak
100x.
lalu diakhiri dengan membaca Do’a
sebagai berikut :
Allahumma Innadh dhuha-a dhuha-uka wal bahaa-a bahaa-uka wal
jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal qudrata qudratuka wal ishmata
ishmatuka, Allahumma inkaana rizqi fis samma-i fa anzilhu wa inkaana fil ardhi
fa-akhrijhu wa inkaana mu’asaran fayassirhu wa inkaana haraaman fathahirhu wa
inkaana ba’idan fa qaribhu, bihaqqi dhuhaa-ika wa bahaaika wa jamaalika wa
quwwatika wa qudratika aatini maa ataita ibadakash shalihin.
Artinya : “Wahai
Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah
keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu,
penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada diatas
langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apaila
sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah apabila jauh dekatkanlah dengan
kebenaran dhuha-Mu, kekuasan-Mu (Wahai Tuhanku) datangkanlah padaku apa yang
Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang soleh.”
dikutip dari berbagai sumber. semoga bermanfaat... *^_^*
2 comments:
thanks
wah makasih yah mas, kebetulan dipesantren saya ada tugas untuk mencari makalah seperti ini. saya mint yaaa hehehe :) nice share makasih :)
sehatisme
Post a Comment