Tuesday, December 6, 2011

Cerbung : Diary Diar #1


DIARY DIAR
Ketika cinta menjadi sebuah hal yang menakutkan

Buku harian yang tampak usang itu kini terungkap....
Semua tanda tanya yang pernah mengisi dan menyelubungi Reza beberapa tahun ini entah hilang kemana
            “ dasar gadis manja!”
Senyumnya getir,makin getir saat ia semakin larut dalam lembaran-lembaran kertas putih itu, air matanya mulai mencair lagi,sebuah penghargaan harus di berikan pada siapapun yang dapat membuat Reza menangis dengan tangisan bombaynya yang mengharu biru di dalam sepetak kamar yang makin lama semakin mendramatisis.
“dasar cengeng!!”
Senyum sophie memperolok, ia memandang ke sekelilingnya tampak seperti biasa langit gelap namun tetap indah dengan taburan cahaya bintang kadang kabut ikut nimbrung di dalamnya tapi tetap indah saja di mata sophie. Ia duduk di balik pohon besar dekat kolam kecil di taman kota nampak sedang menuggu seseorang.
            “ hai!!”
Tiba-tiba dari arah belakang datang menepuk pundaknya.
            “dah lama nunggunya???”
Sophie terperanjat, tapi kemudian tersenyum bgitu melihatnya datang.
            “ lumayan juga sie,emang kamu dari mana aja???”
            “Maaf deh...tadi aku bantuin bunda dulu”
            “oowww...”
            “kemarin sampai mana ceritanya?”
            “mmmmm...”
Gumam sophie yang tampak mengingat-ngingat sesuatu.
            “aku lupa! Mulai dari awal lagi aja ya?”
            “enggak ah! Klo nggak salah dari itu...za..zaza..eh...??siapa yah namanya???”
            “Reza!!!”
            “iya..itu Reza, ayo ceritain !”
Kabut yang semakin tebal mengiringi ceritanya.


                                    *           *           *           *           *           *           *

Murid baru...

“Mahreza Putra” entah dari mana asal orang yang satu ini, satu pertanyaan yang selalu terbayang dipikiran sophie sampai sekarang “dulu ibunya ngidam apa waktu ngadung dia???” tuh cowok juteknya setengah mati kerjaannya ngejitakin kepala sophie terus, untung aja kepala sophie sekuat baja (hiperbola mode on). Kalau nggak mungkin bisa tiap hari ke dokter bedah buat meriksain kepalanya takut makin erorr aja...hehehehe

“namanya mahreza putra panggilanya Reza, sekarang dia kuliah sem.3 jurusan pisikologi,
anak tunggal dari keluarga yang kurang harmonis tapi tajir gila...warisannya nggak kan abiz delapan turunan..tinggi badan 170 cm berat badan: tidak di ketahui, hal yang paling disuka hitam,yang paling nggak di suka cewek manja + cengeng ( bohong banget!), ukuran sepatu...”
sophie memulai ceritanya seperti itu.
“STOP!!!! Ntu mah bukan cerita...ntu mah CV”
Ujar Elen sedikit sewot.
            “tadi katanya mau cerita tentang dia???”
            “iyaa!! Tapi bukan kayak gitu...serius dikit dong!!!”
            “oke...oke....”
Keduanya terdiam sejenak. Kemudian memulainya lagi.

Monday morning, pada zaman dahulu kala di sebuah sekolah yang damai datanglah seorang “gadis” dengan kuncir kuda yang selalu menghiasi kepalanya juga senyum lesung yang selalu nongol tiap ia bertemu orang-orang yang bahkan tak di kenalnya.
            “hai...!!! namaku sophie...kalian bisa panggil aku sophie...”
            “krik...krik...krik...”
sepi.
            “aku pindahan dari jakarta”
Tak ada Yang Menghiraukannya, Semua orang di kelas itu sibuk dengan urusannya masing-masing. Sampai Seorang Wanita Setengah Baya memecah keheningan di kelas itu dengan suara lembutnya
            “ada yang mau di tanyakan???”
Tanyanya pada semua murid, namun tak ada juga yang menghiraukan pertanyaannya itu
            “Kalau tidak ada yang ditanyakan lagi...kita mulai saja pelajaran hari ini...
              Sophie ayo cepat duduk!”
            “iya Bu..”
Keadaan Kelas Yang tadi begitu sepi berubah 360 derajat begitu pelajaran di mulai ramai dan sangat sangat berisik. Sophie masih mencari-cari tempat dimana ia bisa duduk dengan tenang. Ia berjalan sambil mencari-cari dan akhirnya tibalah ia disebuah bangku usang yang penuh dengan coretan tipe-X namun tampak lebih bersih dibandingkan bangku yang berada di belakangnya yang hampir seperti gurun debu karena tak ada yang menempati.
Ia lalu menghampiri seseorang yang memang tengah duduk dibangku itu, wajahnya tampak serius memperhatikan papan tulis seolah-olah tak menyadari keberadaan sophie di sampingnya, dan tanpa basa-basi duduklah sophie disebelahnya,mengeluarkan secarik kertas dan pena dari tas gandung warna pastel miliknya kemudian ikut-ikutan pasang wajah serius memperhatikan papan tulis...
            “hai”
Ujar orang itu dingin tanpa melirik kearahnya.
            “hai Juga”
            “Murid Baru??dari mana??”
Tanyanya datar sambil terus menulis.
            “jakarta!”
Jawab Sophie tanpa meliriknya juga.
            “TUKKKKKKKKKK!!!”
            “Awwwww...”
Tiba-tiba kepalan tangan mendarat di kepala sophie, ia memandang kearah orang itu sambil mengelus-ngelus kepalanya...kemudian tanpa bicara sedikitpun ia kembali serius belajar. Pertemuan yang biasa saja. Setelah obrolan yang sangat singkat itu mereka tak pernah berbicara satu sama lain lagi. Keduanya acuh seperti hanya duduk sendiri, padahal mereka duduk sebangku. dan bukan hanya pria di sebelahnya saja yang bersikap acuh seperti itu  anak-anak lain pun bersikap sama terhadapnya. hal itu berlangsung terus menerus.
            “gimana hari pertama di sekolah?”
Tanya anita begitu sophie pulang dari sekolah barunya itu.
            “biasa aja bun..”
Jawabnya sambil menghela nafas.
            “uda dapat temen baru?”
            “boro-boro bun, q kayak nggak ada di kelas itu..orang-orang semua ngacuhin aku..
 bahkan temen sebangku ku juga gitu!”
“duh kasian anak bunda..yang sabar ya..kalau mereka nggak mau deketin kamu kenapa
 Nggak kamu aja yang deketin mereka???”
“bener juga...makasih ya bun”
Senyumnya kembali bersemangat. sambil berlari menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Malam itu sehabis mandi dan makan malam, sophie langsung bergegas untuk tidur ia tak sabar menunggu hari esok di sekolah.

            “itu pertemuan pertamaku dengan Reza..”
Ujarnya sambil tersenyum simpul.
            “Pertemuan yang aneh??”
            “aneh gimana???”
            “Ya ...aneh gak seru kayak di sinetron-sinetron gitu??”
            “uda jangan jangan banyak protes! Dengerin aja apa susahnya sih!”
Bentak Sophie melanjutkan ceritanya.
            “maaf-maaf...hehehehe..ayo lanjutin lagi ceritanya”


Tapi sudah hampir seminggu sophie nongkrong di sekolah itu tapi tak ada satu orangpun yang bisa dibilang Teman olehnya, semua orang menganggapnya terlalu aneh....si childish abiz di bilang cupu tapi gak cupu-cupu amat, di bilang Gaul??? Kayaknya gak kan ada seorangpun yang menganggapnya seperti itu, tapi biarpun begitu sophie tidak ambil pusing ia tetap nunjukin lesung pipinya kepada mereka, kali aja ada yang tertarik buat di jadiin bahan penelitian.
            “Hei ! Cewek aneh...!!”
Panggilnya dari balik pintu kelas namun sophie tak merespon panggilannya itu.
            “hei!! KAMU!!!”
Tunjuknya memperjelas dengan nada yang lebih tinggi, tapi sophie hanya memandang ke sekelilingnya.
            “ Kamu manggil Siapa?”
Tanya Sophie polos.
            “ya kamu!!! Emang disini ada siapa lagi selain kita berdua??”
            “Ooo...Tapi namaku sophie...bukan cewek aneh??”
Dahi Reza mengkerut mendengar pembelaan sophie.. dengan perlahan ia menghampiri sophie dan...
            “TUKKKKKKKKK!!!”
Sekali lagi kepalan tangan itu mendarat di kepala sophie.
            “Kamu!! Apa memukul kepala orang seenaknya seperti tadi sangat menyenangkan???”
Ujar Sophie sambil mengelus-ngelus kepalanya yang kesakitan.
            “bisa di bilang hobi...”
jawabnya santai.
            “Uda Makan Belum???”
Tanya reza Lugas,sophie yang masih mengelus-ngelus kepalanya itu  hanya mengeleng pelan.
            “ke kantin yuk!!!”
Ajak reza Sambil menarik tangan sophie, keduanya berjalan bersama menuju kantin sekolah entah apa yang dipikirkan Reza saat itu, yang jelas ketika mereka sampai di kantin sekolah semua mata memperhatikan mereka, ada yang heran, ada yang tertawa, bahkan ada yang cemburu..
            “Mi...itu bukannya Reza???”
            “Dia itu maunya apa sih??!’’
            “eh!kira-kira cewek yang ada di sebelah reza itu siapa ya?”
            “siapapun dia yang jelas nggak boleh ada yang dapetin reza selain gw!”
Ujarnya berapi-api sambil terus memandangi mereka berdua.  Mia Rosette Yoseph, atau yang sering di panggil Ami oleh teman-temannya ini memang punya satu ketertarikan khusus sama Reza alias Naksir berat sama tokoh utama pria kita ini, dari zaman SMP sampai sekarang ia selalu ngikutin Reza kemanapun Reza pergi baginya reza itu sudah seperti superhero dalam kehidupannya yang menyedihkan.
            “mau makan apa?”
Tanya reza sambil masih mengandeng tanganya.
            “terserah kamu aja”
            “yu udah, kamu tunggu disini aku mesen makanan dulu”
Ujarnya dingin sambil berjalan menuju stand mie bakso langganannya. Tak lama sophie menunggu reza sudah datang sambil membawa dua mangkuk bakso.
            “ayo makan!”
            “makasih...”
Jawab sophie sambil terus memperhatikan wajah reza.
            “kamu mau mulai makan atau liatin wajahku terus?”
Tanya reza sambil melirik sinis.

                                                                                                                                    Cerita Selanjutnya..

No comments: